Keliling Hutan Mangrove Bontang

Apa yang kamu tau, ketika kau berkata ingin ke Bontang.....
Temanmu mungkin berpikir kau akan ke pulau beras basah...
atau mungkin mereka berpikir akan ke Bontang kuala...
atau cuma berpikir kau hanya mengunjungi keluargamu...

Yah mungkin itulah pandangan kita soal Bontang, kota kecil yang cukup bersih. Apalagi ketika kita melintasi wilayah PKT, dimana terdapat hutan kota yang dikelola oleh PKT. Suasana panas Bontang serasa kurang, karena ademnya hutan. Nah bicara soal hutan juga, ternyata di Bontang juga terdapat wisata alam berupa hutan mangrove yang cukup terkelola. Jadi di Bontang bukan sekedar wisata pulau (pantai) atau kuliner saja, namun kau juga bisa berwisata di sisi kota yang lain.

Kawasan hutan Mangrove ini terletak di daerah Bukit Sekatup Damai (BSD) atau perumahan BSD. Mungkin bagi orang luar Bontang bakal kesusahan mencari lokasi tersebut, karena untuk ke lokasi kita mesti masuk daerah perumahan yang berkelok-kelok, apalagi tidak ada rambu yang menunjukan lokasi. Bahkan di tempat tujuan tidak ada papan atau spanduk yang menunjukan bahwa tempat tersebut lokasi wisata. Yah intinya jika anda sampai di Pujasera, berarti anda ditempat yang tepat untuk memulai perjalanan. Nah pintu masuknya lagi kita mesti masuk daerah pemancingan, agak bingung juga awalnya benarkah masuk lewat sini. Nah berjalan berapa menit dengan jalan kaki, hingga akhirnya terlihat spanduk wisata mangrove yang baru ketahuan ketika sudah di dalam. Untuk masuk kedalam kita dipungut biaya masuk sekitar Rp.3.000,-/orang yang bakal digunakan sebagai biaya perawatan.


Menyusuri jalan yang panas, maklum kita kesana pas jam 2 siang dengan dahaga yang memuncak. Berharap di dalam ada yang jual minuman, namun ternyata warungnya belum buka -_-. Eh warung dalam hutan??? yup bener, walau ini hutan mangrove namun berbagai fasilitas telah dibangun guna menunjang wisata disana. Terdapat banyak gazebo dan kursi kayu, tidak lupa juga terdapat Mushallah. Untuk keliling mangrove kita bisa menjelajah melewati pedestrian yang terbuat dari kayu. Namun jika anda ingin keliling menggunakan kapal, anda cukup merogek kocek sekitar Rp.25.000,-/orang. Ingin sih naik kapal, sayang lagi-lagi tidak ada penjaganya di lokasi.



Kondisi hutan cukup terawat, sampah juga sudah tersedia walau masih ada tangan nakal yang masih membuang sampah ke hutan. Namun menurut saya yang paling mengenaskan adalah hewan liar yang dikandang dijadikan objek wisata, dimana menurut saya itu bukanlah objek, dan saya melihat hewan tersebut terkulai.. so sad..




Yah cukup jauh juga jika kita mengelilingi hutan ini, selain melewati hutan, kita melewati jembatan diatas laut yang cukup memberi suasana berbeda. Tampak pemandangan pabrik besar di seberang lautan dan juga pemandangan kota. Mungkin bakal sangat Indah jika kita menyaksikan di malam hari. sekitar 1 jam saya menikmati hutan ini, dan saya mesti cepat pulang karena haus ini semakin menyiksa... see yaa next trip


Komentar