Perjalanan dan Nasionalisme

"Tulisan ini disertakan dalam lomba ‘jalan-jalan nasionalisme’ yang diadakan Travel On Wego Indonesia”

Jalan-jalan, sebuah kata yang saat ini digandrungi oleh banyak orang, dari yang muda hingga yang tua. Jalan-jalan menjadi sebuah fenomena tersendiri, yang awalnya hanya sebuah rekreasi menjadi sebuah tantangan, yang awalanya sekedar keisengan menjadi sebuah kehidupan. Tidak dipungkiri juga fenomena ini dipengaruhi oleh media-media eletronik seperti acara TV yang semakin banyak menayangkan kegiatan jalan-jalan. Internet-pun menjadi alat yang memudahkan kita untuk mencari informasi atau hanya sekedar sebagai ruang bertanya. Namun menjadi sebuah pertanyaan apakah ini menjadi sebuah berita baik atau tidak? dimana fenomena ini hanya sebagai trend yang lagi digandrungi? atau  lebih parahnya fenomena ini menjauhkan kita dari rasa nasionalisme kita?


Entah jalan-jalan ini hanya sekedar trend, dimana kita ketahui trend itu bisa menjadi fenomena pasang surut. Di luar itu, menjadikan trend sendiri memiliki dampak positif seperti terangkatnya tempat-tempat rekreasi, semakin menjualnya wisata yang ada disekitar kita dan semakin kita sadar masih banyak tempat yang belum pernah kita kunjungi. Apakah kondisi demikian menjadikan rasa nasionalisme kita tumbuh? atau malah melunturkan nasionalisme kita? ini masih menjadi sebuah misteri.
Nasionalisme itu dimana kita bisa mengunjungi tempat rekreasi bersama-sama?
Banyak orang berkata Nasionalisme itu adalah mengunjungi tempat-tempat wisata di negara sendiri, dimana kita mengenalkan budaya, bahasa, alam hingga kuliner. Tapi tidak sedikit juga berkata Nasionalisme itu tidak mesti mengenalkan ke dunia melalu hal itu, kita dapat berjalan ke negara lain dan membawa nama Indonesia di puncak mereka. Tidak ada yang salah dengan kedua opini tersebut, karena semuanya memiliki sisi positif, dimana opini satu mengangkat dari sisi dalam dan yang satu dari sisi luar. Mungkin tidak sedikit dari kita melihat beberapa orang yang "memamerkan" jalan-jalan mereka di luar negri dengan mengibarkan bendera merah putih di atas gunung melalui sebuah foto atau video. Mereka seakan berkata membuktikan bahwa kami orang Indonesia mampu bersanding dengan negara lain untuk menaklukan apa yang mereka bisa taklukan. Dan kita juga kadang melihat banyak orang yang mengupload foto keindahan negara Indonesia di blog atau forum traveling luar negri. Disini kita bisa melihat bagaimana mereka berusaha menunjukan apa yang mereka lakukan tidak hanya untuk kepuasan pribadi, namun menunjukan mereka  dapat mengenalakan ini rasa Nasionalisme.
Nasionalisme itu traveler yang mampu bersosialisasi dengan warga?
Namun apakah Nasionalisme itu hanya dengan membuktikan pada dunia dengan cara seperti itu?. Apakah saya mesti mengibarkan bendera? atau saya mesti menyebarkan ke dunia tempat-tempat yang pernah saya kunjungi?. Nasionalisme itu tidak perlulah serumit itu, Nasionalisme itu cukup sederhana namun sering dilupakan. Nasionalisme bagi saya adalah mematuhi dan menjaga apa yang kita miliki serta dapat kita bagi. Nasionalisme adalah dimana kita dapat menjaga norma kita sebagai manusia dan norma kita sebagai warga negara. Dimana norma-norma itu mampu membawa kita untuk menjaga tingkah laku kita pada alam dan budaya di negara sendiri maupun di luar negri. Dimana kita juga dapat berperan dalam menjaga kelestarian alam, dimana kita dapat berbaur dengan masyarakat dan dimana kita juga dapat menikmati tanpa merusak hal tersebut.

rambu yang diabaikan
Tisu "pecinta alam"
Pertanyaannya, apakah kita sudah melakukannya? Tidak sedikit kita mendengar kabar sampah-sampah yang menumpuk di alam Indonesia. Tidak sedikit juga kita melihat coret-coret di tempat-tempat rekreasi, hanya buat kenang-kenangan yang entah dikenang sebagai apa. Apakah sebegitu "cinta"-nya kita dengan alam indonesia dengan memimilih meninggalkan jejak "cinta" daripada sekedar jejak "Nasionalisme". Bagaimana kita saat di Luar Negri? Tidak lupa kita mendengar kasus coretan di batu di gunung Fuji Jepang, dimana kita seakan memberikan tanda tanya pada norma kita yang tidak peduli akan budaya luar. 

Sangat disayangkan Nasionalisme kita hanya berdasarkan hal yang rumit, tetapi kita melupakan Nasionalisme itu bermula dari yang sederhana. Namun karena kesederhanaan itu kita kadang melupakannya, karena Nasionalisme itu "sederhana". Semoga kita bisa menjadi masyarakat yang dapat menjaga norma dimana kita dulu dikenal sebagai negera yang berbudi luhur baik manusia dan alamnya.
Nasionalisme itu tidak hanya sekedar "bendera"

Komentar