Setelah puas berfoto di penangkaran rusa , Jam menunjukan pukul 11.00 siang. Kami segera menuju lokasi air terjun sebagai target utama kami. Agak rancu juga untuk menuju sana, karena awalnya kami mengira lokasi air terjun terletak di daerah PPU namun ternyata, air terjun terletak di daerah kab. Paser. Pantas beberapa warga yang telah kami tanya banyak yang tidak mengetahui informasi air terjun ini. Perjalanan ke lokasi cukup jauh, melewati beberapa ruas jalan yang rusak, lalu lalang truck dan melewati beberapa desa menjadi pemandangan kami.
Sekitar jam 1 siang kami akhirnya sampai (dengan terus bertanya ke warga) depan kebun kelapa sawit, dimana kebun tersebut sebagai pintu masuk ke lokasi air terjun. Untuk ke lokasi kita mesti melewati rintangan jalan berbatu dengan jarak tempuh sekitar 12 km. Selain jalan berbatu kita mesti melewati kali kecil dan tanjakan serta turunan gunung yang terjal dan berlubang. Dan di tanjakan terakhir kami mesti berjalan kaki, karena kondisi motor kami yang sedikit kepayahan apalagi Vanbelt saya sudah tercium bau tebakar. Akhirnya motor kita parkirkan kemudian berjalan mendaki, enath apakah ini pilihan bijak atau buruk bagi kami. Endingnya saya tidak kuat meneruskan perjalanan, dan saya balik lagi mengambil motor dan mencoba "mendaki". Alhamdulillah setelah istirahat si motor berhasil naik walau kadang masih sedikit terpeleset. Sampai lokasi ada gazebo bertulisan biaya parkir, namun penjaga parkir tidak ada di lokasi jadi kita terus saja.
Tangga Kayu |
Untuk ke lokasi air terjun kita mesti menuruni tangga yang awalnya berupa coran beton, dan semakin kebawah semakin terjal dan anak tangga berubah ke anak tangga kayu. Untuk info jika kondisi cuaca lagi hujan, pengunjung dilarang datang (saya sih kalo hujan menuju lokasi saja bakal susah parah, mungkin sebelum sampai lokasi sudah bakal gak kuat lagi). Untuk info ketinggian tangga dari atas hingga bawah mungkin lebih dari 100 meter. Saat ini saya tidak mau berpikir bagaimana cara baliknya, saya cuma ingin merendamkan kaki saya yang sudah mati rasa ini.
Kondisi air terjun sangat alami terasa, airnya bening dan tampak ikan-ikan kecil berenang di bagian kolamnya. Konon air terjun ini mempunyai tujuh tingkat, sayang yang bisa kita kunjungi cuma tingkat ke empat dan kelima. Entah tingkatan lain berada dimana, malas mikir yang ruwet yang ada saja sudah cukup mengobati rasa lelah saya.
Sampah berserakan |
Selesai menikmati suasana air terjun, kami mesti balik sekitar pukul 4 sore, karena kita mau mengejar feri agar kita bisa bermalam di Balikpapan. Ternyata perjalanan pulang seperti yang saya duga, anak tangga yang terjal membuat pergerakan kami mesti berhenti di setiap halte tangga. Mungkin yang buat tangga ini sudah menduga bakal seperti ini kejadiannya, dan saya masih kagum ke tukang-tukang yang sukses membuat tangga ini. Hingga ke puncak napas kami tersenggal-senggal dan perut saya sendiri terasa kram banhkan kaki sendiri sudah lemas. Istirahat sebentar membuat tenaga kami kembali sedikit kembali, dan kami masih mengejar waktu untuk segera pulang. Jalan keluar hingga ke jalan besar cukup sebentar karena kita sudah cukup hapal keluarnya.
Long Ikis |
see yaaa di next trip yah kawan...
Komentar
Posting Komentar