Kemping di pantai Samboja

lanjutan dari postingan air panas sanga-sanga ....

Akibat perjalanan dari samarinda menuju samboja yang beberapa kali singgah membuat kita gagal mendapat moment sunset sehingga kita tidak terges-gesa ke pantai. Selesai magrib di Masjid yang dekat pantai, kita berinsiatif makan malam tedahulu sebelum menuju lokasi.

Makan nasi goreng yang kebetulan dekat dengan jalan masuk pantai menjadi pilihan kita. Harganya sendiri cukup normal sekitar Rp.11.000,- dan es teh Rp.3.000,-, jadi jangan merasa takut untuk makan di sekitar pantai ini. Selesai makan, kita membeli perlengkapan yang kurang untuk dibawa ke pantai. Menuju lokasi kita berhenti lagi sejenak di masjid untuk melaksanakan shalat Isya, jadi ketika di Pantai kita ga perlu pusing lagi cari tempat shalat.



Saat tiba di pantai, penjaga gerbang pintu masuk pantai telah tidak ada jadi kita langsung masuk saja ke lokasi. Kondisi Pantai sangat gelap, apalagi banyaknya pohon cemara di sekitar pantai membuat cahaya bulan dan bintang terhalang. Kondisi jalan juga sangat berpasir, dengan sudut pandang mata yang kurang jelas membuat kita sering terperangkap dalam pasir.

Akhirnya kita menemukan gazebo yang kosong (beberapa gazebo telah diambil orang yang kemping juga) walau sebetulnya tidak kosong juga saat itu. Gazebo ini kita  manfaatin sebagai tempat tidur para prianya, sedangkan tenda yang kita bawa khusus buat para wanita. Karena cuaca sudah gelap, dan hampir tidak terlihat cahaya membuat kita mebatalkan niat main air. Jadi teman-teman berinsiatif membuat api unggun dengan mengumpulkan ranting-ranting pohon yang tersebar. Menyalakan api unggun bukan perkara mudah bagi kita semua, tidak membawa minyak gas membuat kita berinsiatif menggunakan bensin. Namun walaupun begitu, mempertahankan api tidak mudah juga. Untung ada si Wahyu yang tetap semangat memotong dahan kecil-kecil sebagai bahan perapian dan mas dony yang mengorbankan "sempak" agar bisa menyalakan api unggun, canda dink.

Setelah api unggun berhasi berkobar, kita siap-siap membakar rumah eh sorry maksudnya jagung. Imajinasinya sih kita bakar jagung terus makan rame-rame, eh ternyata bakar jagung lebih repot. Alasannya sederhana, tidak ada "benda" yang dapat mengangkat jagung atau memutarkannya di atas api. Alhasil kita coba buat tusukan dari ranting dengan parang, namun tetap ga berhasil. Karena kesel gagal terus bakar saya kembali ke gazebo buat tidur-tiduran, dan memandang mereka yang sedang bercengkrama di sekitar api unggun. Waktu semakin malam, semua peserta memenuhi gazebo dan sibuk berdiskusi untuk rencana berikutnya. Setelah selesai itu kami mulai tidur di gazebo dan para wanita kembali ke tenda untuk tidur.

Esoknya sekitar pukul setengah 5 subuh, saya bangun dalam kondisi perut sakit. Saya berinsiatif ke masjid sekalian shalat subuh sebelum menikmati sunrise di pantai. Setelah selesai melaksanakan rutinitas Subuh, saya kembali ke pantai dan tanda-tanda matahari terbit mulai terlihat. Saya mencoba membangunkan teman-teman saya yang masih nyenyak untuk menyaksikan sunrise, namun apa daya nyenyaknya mereka tidur menggagalkan tujuan mereka disini hahaha. Jadi saya dan 2 wanita cantik saja yang menikmati sunrise di tepi pantai kali ini kemudian kita jepret-jepret deh.

Selesai sunrise, teman-teman sudah pada bangun dan kemudian berlari mengejar sunrise yang masih tersisa. Saya kembali ke gazebo dan melihat mereka mulai mandi-mandi di pantai, saya sendiri agak malas mandi di pantai kalo pagi hari. Selesai mandi di pantai kita-kita siap mau bersihkan diri dulu sebelum ke tujuan berikutnya. Ternyata ada teman yang ngusulkan mandi di kolam yang terletak agak ujung pantai. Yah karena diimingi gratis kita sih siap saja kesana, maklum hidup mewah penghasilan dibawah mewah wkwkwk. Perjalanan kesana mesti keluar dari pintu masuk pantai dan ambil jalan sebelahnya yang penuh dengan pasir. Perjalanan untuk memperoleh air bersih tidaklah segampang pikiran kita. Melalu gundukan pasir sepanjang jalan membuat kita sendiri kerepotan untuk mengendalikan motor kita. Sepanjang perjalanan kita dapat melihat pasukan lain yang sedang kemping juga. sekitar 10 menit akhirnya kita sampai di lokasi kolam air. Dan kita kemudian mandi bareng deh, duluan wanitanya sih yang mandi  baru giliran para pria.

Selesai mandi dan bersih-bersih kita bersiap-siap menuju lokasi berikutnya yaitu Bukit Bengkirai.

Komentar