Jelajah Kota Samarinda Melalui Sungai

Sebagai warga di Kota Samarinda, mungkin sudah bosan keliling kota Samarinda. Suasana penuh debu, polusi, macet bahkan pemandangan yang sudah mulai membosankan. Namun bagaimana kalo kita menyaksikan kota Samarinda dari sudut pandang berbeda yaitu melalui jalur sungai. Tentu pengalaman ini sunggu tampak begitu berbeda, impian dari dulu ingin jelajah kota menggunakan kapal akhirnya terwujud. Membuka bulan Agustus dengan menikmati ibu kota Kalimantan Timur melalu sungai sungguh memiliki kesan tersendiri.



Lokasi Pelabuhan
Kegiatan ini awalnya dilakukan oleh traveller Samarinda  (khususnya Backpacker Samarinda), yang kadang bingung jika ada traveller luar yang mengunjungi Samarinda, dan selaku host menjadi bingung apa yang mau dikunjungi. Akhirnya Ide ini tercetus, dan menjadi kegiatan rutin menyambut "tamu" dari luar, dan menjadi kegiatan traveller yang paling rutin dilakukan.

Saya sendiri awalnya mengajaki kelompok "jalan-jalan" (My Trip My Adventure reg. Samarinda) yang baru terbentuk untuk mencoba perjalanan ini. Dengan menghubungi mba Rahma (anggota banyak komunitas Jalan-jalan di Samarinda), saya meminta bantuan untuk bisa membantu mengurus pemilik kapal yang akan kami gunakan nanti. Jumlah kami saat itu total 26 orang, gabungan dari teman mba Rahma dan teman-teman saya. Karena 1 kapal hanya muat 15 orang, maka kita menggunakan 2 kapal yang cukup besar.

Di perjalanan ini kita memilih rute 3 JM (Jembatan Mahkota - Jembatan Mahkam - Jembatan Mahulu) dimulai jam 4 sore dnegan tujuan menyaksikan sunset. Perjalanan diperkirakan memakan waktu hingga 2 jam lebih yang artinya magrib kita kembali ke titik start.

Setelah semua telah berkumpul di lokasi yaitu pelabuhan kecil depan pasar pagi, kita membagi jumlah peserta menjadi 13-13. Kita naik kapal tidak duduk dibawah seperti umumnya, tapi kita semua duduk diatas dek kapal dengan gagah berani.

Perjalanan dimulai, kita melalui banyak daerah pemukiman,  jembatan,  tongkang, penduduk yang lagi mandi dan memancing, pemandangan alam hingga Mall. Sayangnya Sunset agak kurang tampak, karena awan tebal melindungi cahaya matahari.

Namun hal itu tidak mematahkan semangat kami menyususri sungai. Suasana yanga adem membuat kita betah berlama-lama di atas kapal, sambil berfoto panorama yang ada. Tidak juga kami berfoto bersama-sama tak lain demi sebuah kenangan buat kami pribadi. Tidak terasa tingkah laku kami di atas kapal ini seperti layaknya turis yang mengunjungi kota Samarinda. Tidak Sedikit warga sekita tepi sungai menyapa kami dengan melambaikan tangan ke arah kami dan kami membalas kembali.

Perjalanan di dalam kota namun sungguh berkesan. Seandainya Pemkot paham potensi wisata sungai Mahakam bukan hanya sebgai jalur transportasi atau sekedar panorama saja. Samarinda bukan tidak ada tempat wisata, tapi kita sendiri yang tidak memahami wisata tersebut.

Komentar