Perjalananan 30 menit.. menuju KUTAI LAMA

Hari itu hari tampak gelap, hujan mengguyur kota Samarinda dari subuh hari. Kondisi mebuat hari libur menjadi hari yang penuh positif, yaitu menimbulkan tempat wisata baru di beberapa titik, berupa water park yang sangat luas. Dan juga semakin banyak yang berolahraga di pagi hari, seperti dorong motor/mobil, ngangkut barang-barang yang mudah rusak kena air. Yup kegiatan itu cuma terjadi ketika banjir melanda kota Samarinda. hal yang lumrah terjadi... hmmm.. daripada bengong mikirin banjir yang ga beres-beres, mending bikin planing ngetrip setelah hujan. Oke saya pengen ke Kutai lama saja, ga pernah kesana juga, dan jarak juga ga terlaalu jauh. Hubungin teman-teman coba ngajakin, yah biasanya yang bisa ikut bisa diitung jari sih... eh ternyata planning dadakan gini  malah banyak yang iku, sering-sering dadakan kayanya enak sih.


Perjalanan dimulai sekitar jam 10 pagi setelah hujan reda, dengan lokasi berkumpul di Pasar Sungai Dama. Cuaca saat itu masih berawan, jadi bersyukur perjalanan kali ini tidak terlalu ekstrim dan sangat membawa berkah buat yang menjalani puasa. Perjalanan ke Kutai Lama sendiri memakan waktu sekitar 30-40 menit menggunakan motor. Perjalanan sih cukup nyaman, walau sebagian masih dalam proses perbaikan, biasa kalimantan gitu. Untung selama perjalanan juga kita disuguhi indahnya suasana pedesaan, sawah yang membentang, dan rumah-rumah tradisional (ga semua sih). Sampai bermimpi membuat villa (sok elit dulu) disini, jadi kalo ada yang nagih utang bisa kabur kesini wkwkkw.

Untuk awal pemberhentian kita berhenti di Jembatan Kutai Lama yang dapat dikatan menjadi Icon kutai lama saat ini. Entah kenapa kalo saya lihat foto orang jalan-jalan ke kutai lama, pasti ada foto nih jembatan. Jembatan yang melintasi sungai mahkam ini cukup megah dan tampak kokoh, yah kalo gak kokoh ga ada yang berani lewat lah. Kondisi sepi pengendara membuat kita beranikan diri berfoto di tengah jembatan seperti anak alay lainnya, tapi tidak termasuk saya yah, saya gak alay cuma sedikit narsis.


Setelah puas bernarsis ria di jembatan kaya anak alay, selanjutnya menuju sebuah bukit yang penuh ilalang, yang sering disebut bukit teletubies. Akhirnya impian saya terwujud.. akhirnya saya bakal bertemu Lala idola saya, *nangis bahagia. Namun semua itu tinggal harapan, Lala ga ada, bahkan saudara lainnya juga ada... mungkin mereka lagi asyik suting. Padahal udah berencana foto bareng ama mereka, namun apa daya disitu kadang saya merasa sedih (masih jaman ga yah kalimat ini). Yah walau gagal berfoto dengan teletubies, yah foto bareng teman-temannya teletubies juga boleh. Tempatnya cukup bagus, dan tampak banyak tanda-tanda orang yang kemping di lokasi, walau saya kadang bingung mereka BAB dimana yah kalo kemping, cos tempat itu terlihat polos tanpa banyak pohon.


Puas di bukit teletubies, kita kemudian berlabuh di sebelahnya yaitu bukit pasir putih atau apa namanya. Sebetulnya kalo bisa dibilang ini berupa daerah tambang pasir putih,  yah karena tempatnya cukup eksotis buat foto-foto ga salahnya kan, sebelum  bukit itu menghilang. Apalagi dengan sudut pengambilan foto yang pas, bikin lokasinya makin mantap dan bikin penasaran orang wkkwwk. Naik ke atas bukit itu cukup asyik juga, dengan celah yang cukup sempit menjadikan tantangan yang menarik.


Selesai berputih ria akibat pasir putih nempel, kita lanjut ke pelabuhan utama di kutai lama. Pelebuhan itu sederhana saja, dan katanya pelabuhan ini akhir dari pemberhentian erau. Disitu kita istirahat, bersih-bersih kemudian duduk santai sambil memandangangi sungai dengan pohon bakaunya yang masih terjaga. Setelah istirahat sejenak, kita pulang ke rumah maisng-masing...


This Is My Adventure

Komentar