Jalan jalan di kota Gudeg Jogja... hari pertama

Rasa rindu akan kota Jogja, kota yang pernah saya tinggali selama 4 tahun ini memiliki banyak kesan yang terus diingat. Bernostalgia akan kota jogja ini menjadi pengalaman berharga buat saya, 5 tahun lebih saya telah berpisah. Akhirnya saya kembali ke kota ini, tepat dimulai tanggal 11 mei dan kali ini saya sendiri menyandang status solo traveler.



Untuk urusan tiket saya menggunakan jasa traveloka yang mana menurut saya lebih murah dan untuk urusan hotel saya menggunakan jasa pegipegi. Persiapan diawal ini membuat perjalanan saya menjadi lebih mudah dan nyaman dan tentu juga teratur.

Tiba di kota jogja tepat jam 10.25, kemudian mencarter  taksi untuk kelokasi tujuan saya, yaitu Kampus UII di Jakal kemudian lanjut ke hotel saya di AM. Sangaji. Biaya yang saya keluarkan untuk Taksi ini sekitar Rp.200.000,- dari awal harga yang diminta Rp. 250.000,-. Kondisi Jogja semakin berubah, menjadi lebih macet dan semakin banyak pembangunan dan kuliner yang beragam membuat mata ini lupa diri.

Kampus UII sekarang juga semakin berkembang dan semakin modern, untuk masuk kedalam saja mesti ambil tiket seperti di mall. Setelah tiba di kampus saya dan menyelesaikan urusan saya, saya kembali dan berangkat menuju tempat saya menginap. Hotel saya menginap bernama  "Ndalem Soeratin Guest House" yang terletak di Jl. AM. Sangaji. Hotel sangat terasa tradisional dan tidak tampak seperti penginapan menurut saya.  Setelah bertanya ke resepsionis hotel, saya diantar ke kamar saya yang telah saya boking melalui pegipegi. Kamar saya cukup kecil hanya 2 x 2.5 m dengan fasilitas kipas angin, TV dan kamar mandi dalam. Hal ini yang saya suka, walau kecil tetap mempunyai kamar mandi sendiri, membuat saya lebih nyaman.


Setelah istirahat dan mandi saya mulai menjelajah jalan-jalan di sekitar rute hotel AM Sangaji- Monjali. Berjalan sekitar 15-20 menit ke arah Monjali saya mencoba makan siang di kedai masakan Jepang bernama "Katsu-Katsu" yaitu depot menjual aneka katsu. Disini saya memesan Katsudon yaitu chicken katsu yang dibalut telur dan di goreng lagi kemudian di letakan di atas nasi. Yang menarik disini saya menulis es teh 1 porsi, namun pelayannya berkata kalo menu yang disajikan sudah termasuk es teh. Dan harganya cukup murah saja, hanya Rp. 13.000,- sudah kenyang dnegan minum es teh, hal yang murah di Samarinda.



Sorenya saya berjalan kembali jalan- jalan ke selatan menuju malioboro dengan jalan kaki dari hotel. Melewati beberapa spot menarik seperti tugu jogja, stasiun tugu dan jl. sarkem, akhirnya sampai ke Malioboro. Malioboro seperti  biasa, sangat padat akan pengunjung, pedagang, hilir mudik becak, delman, motor, dan mobil. Jelajah saya terus berlanjut hingga magrib usai untuk menikmati malioboro. Kemudian saya ke sebuah Caffe spesial eskrim bernama "Artemy Italian Gelatto" yang terletak di samping mall Malioboro. Disini saya memesan 2 scop rasa royal (keju, kacang) dan Amaretto (cokalt, biskuit) dengan menggunakan cone. Rasanya sangat lembut dan kacang serta biskuit memberikan rasa renyah pada sisi lembut gellato.

Pulang dari malioboro saya menyempatkan makan di angkringan yang menurut saya cukup beragam menu di sekitar jl.P. Mangkubumi. Berbagai makanan dipajang di gerobak dan membuat kepala saya cukup pusing untuk memilih makanan yang saya ingin makan. Akhirnya makanan yang saya pilih, jatuh ke nasi Sambel wader, nasi langgi, sate udang, sate ati dan sate ayam sedangkan buat minuman saya memesan susu segar.

Selesai makan saya segera kembali ke hotel dan tidak lupa berfoto di depan tugu Jogja....


Komentar

Posting Komentar