Jalan jalan di kota Gudeg Jogja... hari kedua

Hari kedua di Jogja....
Hari-hari kuliner buat saya di kota ini...
bernostalgia dan mencari kuliner yang nikmat di lidah....



Pagi hari, saya kembali menjelajah kawasan AM Sangaji untuk mencari sarapan khas Jogja. Disini saya menemukan Nasi kuning khas Jogja yang menurut saya sangat berbeda dengan di Samarinda. Nasi kuning Jogja cukup kering, dalam arti tidak seperti di samarinda yang terdapat kuah bumbu bali/ masak habang. Disini terlihat kering karena nasi kuning disini ditemani oleh suiran telur, kerik tempe kentang, mie dan cap cay yaitu adonan tepung dan telur. Harganya?? sangat murah sekali, anda bisa membeli dengan harga 3rb, 4rb dan 5rb sesuai selera. Untuk lidah saya yang yang biasanya makan nasi kuning dengan penuh bumbu saya menambah rasa dengan meminta sambal ekstra yang rasanya ga terlalu pedas menurut saya.


Setelah sarapan saya kembali ke hotel dan menanti jam makan siang dan menunggu antaran motor yang ingin saya carter. Sekitar jam 11-an, saya jalan kembali ke arah monjali dan kali ini saya nostalgia makanan yang dulu sering saya cicipin bersama teman-teman kuliah. Nama rumah makan tersebut adalah SS atau Spesial Sambal, yaitu rumah makan dengan aneka ragam olahan sambal. Karena waktu belum menunjukan jam makan siang, suasana warung belum terlalu ramai (kalo di waktu jam makan, hampir sulit mencari tempat duduk disini). Disini saya memesan, cumi goreng tepung, sapi goreng, karedok, sambal tempe, nasi dan jus gobal gabul. Rasanya sensasinya... nikmat sampai ke ubun-ubun, dan harganya terjangkau sangat.


Kemudian setelah selesai makan, motor carteran saya datang juga. Dengan adanya motor ini tujuan awal saya adalah menuju kota gede, tujuannya sih mau cari kerajinan perak. Namun sayang, saya malah kesasar disana, maklum lama saya ga kesana dan kesana cuma 2 kali saja. Di tengah-tengah rasa lelah dapat inbox dari teman yang mau ketemu di "Ambarukmo Plaza" sore ini. Teman yang mau saya kunjungin adalah Annisa sahabat komikus saya yang sebetulnya satu kota, namun susah ketemu dan malah ketemu di kota Jogja.  Karena tepat dengan waktu makan malam, jadi saya makan malam bersama annisa dan keluarga di Food court. Yang menarik di AmPlaz ini tidak terlalu banyak berubah semenjak 5 tahun lebih saya tinggalin, kuliner tidak jauh berbeda dengan yang dulu, paling hanya bertambah beberapa retail baru. Makanan yang saya pilih snack taiwan ayam tepung dengan nasi. Rasanya sih standar saja menurut saya, malah seperti makan snack daripada makanan berat.



Selesai jalan-jalan di AmPlaz, saatnya balik hotel dan ingin beristirahat sejenak. Namun dalam perjalanan pulang lagi-lagi ada tempat kuliner yang menarik perhatian saya yaitu "Dapoer Roti Bakar Jogja". Terletak di AM sangaji ini, merupakan tempat kuliner dengan spesial susu dan roti bakar yang pengelolahannya cukup unik. Ownernya juga cukup ramah dan menjelaskan secara detail proses pembuatan dan bahan dasar menu yang disajikan. Pesanan saya jatuh pada  roti bakar sapi bahagia (keju) selimut hijau, yaitu dimana proses pembakaran menggunakan daun pisang, serta green tea milk dengan bahan yang segar dan alami, tidak lupa saya memesan French fries lambsweston, kentang besar impor yang tetap renyah walau udah dingin. Rasa roti bakarnya cukup unik, dengan rasa tradisional seperti makan pepes dan perpaduan keju yang nikmat. Susunya juga sangat segar, dan rasa pahit green tea sangat menggoda, kentang sangat renyah dan empuk nikmat. Recomended sangat...


Sekian dulu buat hari Kedua ini...

Komentar

  1. Terima kasih sudah mengunjungi Dapoer Roti Bakar Jogja (0.0) Kebetulan kami ownernya jebolan dari Samarinda,hehehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah.. kenapa disamarinda tidak dibuka mas?
      kalo dibuka undang-undang yah mas... siapa tau dapat tester hahahha

      Hapus

Posting Komentar