lanjutan dari cerita
sebelumnya
Yup, setelah istirahat cukup dan juga merapikan barang bawaan, kami segera keluar home stay dan menuju objek wisata alam yang ada di desa tersebut. Tujuan kita adalah dua air terjun yaitu air terjun Putang dan air terjun kandua raya. Pertama kita menuju air terjun Putang yang paling jauh, berjarak sekitar 3,73 km dari gerbang.
|
Jarak lokasi |
|
Jika gak mau jalan kaki atau takut bawa motor bisa sewa ojek |
Perjalanan ini awalnya saya kira cuma perjalanan biasa, namun perjalanan berubah menjadi sedikit ekstrim menurut orang awam seperti saya. Jalan tanah dengan lebar jalan kurang dari 1 meter (sekitar 40-60cm), lebih menyerupai jalur setapak daripada buat jalan motor. Dengan motor matic, saya melaju mendaki bukit yang lumayan terjal. Terus melaju melewati kawasan ladang padi di gunung, kemudian kembali masuk hutan. Diperkirakan perjalanan ini saya tempu memakan waktu 15-20 menit. Bayangkan jalur yang hanya berjarak 4 km memakan waktu yang lama. Jalur yang sempit, tanah dan kadang disamping kita lembah menjadi tantangan tersendiri.
|
Jalur ke lokasi |
Setelah menempuh perjalanan ekstrim dan memarkirkan kendaraan, kami melanjutkan dengan berjalan kaki. Melewati hutan dan pinggir sungai yang cukup tinggi, naik turun, membuat saya dan teman-teman cukup kerepotan juga.
|
Jalur dalam hutan |
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu itu, akhirnya kita sampai di lokasi. Air terjun yang cukup tinggi dan langka itu terpampang di hadapan kita. Air terjun dengan ketinggian sekitar 15-20 meter itu cukup membuat saya kagum. Suasana lingkungan disana juga cukup segar dengan banyaknya capung dan lumut menandakan lingkungan itu cukup bersih. Setelah puas berenang di air yang menurut kami sangat dingin itu, kami kembali turun ke lokasi air terjun yang lebih dekat dengan desa. Perjalanan kembali tidak sesulit perjalanan ke air terjun karena lebih banyak turunan.
|
Air Terjun Putang |
Di lokasi air terjun Kandua raya itu kami segera memarkirkan kendaraan. Tampak sebagian anggota trip yang telah selesai bersenang-senang di air terjun ini mulai kembali ke desa. Air terjun disini bisa dibilang bukan air terjun juga karena kemiringan permukaan tidak terlalu curam, sehingga air turun secara bertahap, tidak langsung. Secara visual saya lebih suka air terjun disini, cukup menyenangkan karena banyak spot pilihan buat bermain. Di sana saya juga bercengkrama dengan teman Backpacker Samarinda mas ibnu dan mba rahma, yang membahas kegiatan backpacker yang tentu saja membuat saya tertarik.
Air Tejun Kandua Raya
Setelah puas bermain di dua air terjun akhirnya kita balik ke home stay masing-masing. Perjalanan pulang kali ini cukup bikin dag dig dug, karena motor saya sempat tergelincir karena kondisi jalan yang basah dan becek akibat hujan lewat tadi.
Setelah sampai home stay, saya segera bersiap-siap ke kamar mandi umum di luar dekat sungai. Kamar mandi ini sendiri merupakan program pemerintah untuk membuat WC/Kamar mandi yang layak. Tampaknya selama ini warga memanfaatkan sungai buat hajat, karena saya perhatikan tidak semua rumah mempunyaa WC sendiri.
Selesai mandi, kami istirahat dulu dan berganti pakaian. Selesai magrib kami segera menuju balai desa lagi buat makan malam. Disana warga masih setia bekerja sama mengelola beras ketan tersebut, karena besok mereka sudah mesti menyiapkan hidangan dari beras tersebut. Disana sudah tersedia makanan yang masih menggiurkan mata ini. Selesai makan saya segera kembali ke home stay untuk istirahat duluan. Karena badan saya sudah kelelahan dan perut saya yang lagi sakit. Dari tempat saya tidur, masih terdengar suara alunan alu dari balai desa masih terdengar, bahkan ketika saya bangun jam setengah 1, suara alunan itu masih terdengar.
untuk hari ini cukup, dan kembali lagi lanjut esoknya....
Komentar
Posting Komentar