nasibmu kini...

Ada kalanya kita dalam kondisi jenuh, lelah dan bingung ingin berbuat apa. Terpikir tempat untuk refreshing, tempat menjernihkan pikiran, tempat melepas penat. Bersiap-siap membawa amunisi kebutuhan selama perjalan, mengendarai kendaraan pribadi bersama teman. Tidak lupa membeli bensin untuk perjalan yang lumayan jauh, sampai lokasi tidak lupa membeli tiket masuk dan parkir. Menjejaki objek wisata dan melihat sampah-sampah berserakan, bau yang kurang nyaman. Saat ke warung membeli minum dan makan dengan makanan yang apa adanya, dan ketika membayar seharga makanan restoran. Kemudian Pulang mencoba menahan emosi namun dalam pikiran, "mau refreshing malah makin bad mood".

Adakah yang punya pengalaman seperti ini? gaulnya sekarang itu "sakitnya itu disini"

Sungguh aneh jika melihat biaya retribusi masuk yang cukup banyak yang diyakinin mampu memenuhi kebutuhan untuk menjaga objek wisata, belum lagi biaya makan disana seharusnya menyadarkan penjual untuk ikut andil menjaga kebersihan.

Hampir tempat wisata di Indonesia mengalami "keburukan" seperti ini. bukan hanya pengelola, namun pengunjungpun seperti tidak peduli, seakan berkata "saya sudah bayar, dan saya bebas berbuat apa".

sungguh menyedihkan, rasanya kalo mau berwisata di indonesia ini, mesti buru-buru. Tidak boleh menunggu.. karena menunggu malah membuat objek wisata itu keburu "hancur".

APAKAH TEMPAT WISATA MASIH BISA BERTAHAN HINGGA LEBIH LAMA LAGI???
anda yang menentukan

Komentar