Memperingati ulang tahun kota raja, Tenggarong mengadakan berbagai festival untuk "memanjakan" warganya. Kota Tenggarong memperkenalkan dirinya sebagai kota wisata di bumi kaltim ini. Maka tidak heran berbagai event dilaksanakan untuk memancing para pengunjung. Tidak pelak acara yang berlangsung seminggu ini disambut antusias masyarakat lokal dan sekitarnya.
Festival Lampion sendiri diadakan sebagai acara penutup dari serangkaian acara yang telah diselenggarakan. Dengan didukung ratusan komunitas/organisasi/sekolah/kampus di kaltim sebagai peserta yang akan melepaskan lampion. Acara ini telah diselenggarakan 2 kali sebelumnya, dan tahun ini yang ke-tiga kalinya. Tahun ini pun peserta pihak pemerintah mencoba memecahkan rekor dengan pelepasan 10rb lampion dari sebelumnya yang sekitar 5rb-an pada tahun lalu.
Acara cukup meriah dan disambut dengan antusias masyarakat. Terbukti peserta membludak hingga 8rb peserta, namun panitia sepertinya kurang teroganisir atau terkesan kurang tegas. Misalnya, di saat gladi kotor, panitia dengan tegas menyatakan yang bisa masuk ke lokasi harus menggunakan undangan, dan jumlah peserta harus sesuai yang tertera diundangan. Tapi ketika di lokasi, banyak orang luar yang tidak terdaftar ikut "nongkrong" di lokasi pelepasan lampion. Kondisi demikian menjadikan kondisi di lapangan menjadi semakin tidak kondusif. Selain itu menurut panitia, Peserta dilarang melepaskan lampion lebih dulu, sebelum Bu Rita (Bupati Kukar) melepaskan terlebih dahulu, namun yang terjadi ada yang melepaskan lampion lebih dulu. Memang akibat peserta yang membludak hingga 8rb-an peserta membuat sulit panitia mengontrol, namun semestinya pihak panitia telah memikirkannya.
Yah di luar itu acara cukup sukses dengan banyaknya lampion yang berhasil dilepaskan. Harapan semoga tahun berikutnya bisa lebih teratur dan kondusif.
Festival Lampion sendiri diadakan sebagai acara penutup dari serangkaian acara yang telah diselenggarakan. Dengan didukung ratusan komunitas/organisasi/sekolah/kampus di kaltim sebagai peserta yang akan melepaskan lampion. Acara ini telah diselenggarakan 2 kali sebelumnya, dan tahun ini yang ke-tiga kalinya. Tahun ini pun peserta pihak pemerintah mencoba memecahkan rekor dengan pelepasan 10rb lampion dari sebelumnya yang sekitar 5rb-an pada tahun lalu.
Acara cukup meriah dan disambut dengan antusias masyarakat. Terbukti peserta membludak hingga 8rb peserta, namun panitia sepertinya kurang teroganisir atau terkesan kurang tegas. Misalnya, di saat gladi kotor, panitia dengan tegas menyatakan yang bisa masuk ke lokasi harus menggunakan undangan, dan jumlah peserta harus sesuai yang tertera diundangan. Tapi ketika di lokasi, banyak orang luar yang tidak terdaftar ikut "nongkrong" di lokasi pelepasan lampion. Kondisi demikian menjadikan kondisi di lapangan menjadi semakin tidak kondusif. Selain itu menurut panitia, Peserta dilarang melepaskan lampion lebih dulu, sebelum Bu Rita (Bupati Kukar) melepaskan terlebih dahulu, namun yang terjadi ada yang melepaskan lampion lebih dulu. Memang akibat peserta yang membludak hingga 8rb-an peserta membuat sulit panitia mengontrol, namun semestinya pihak panitia telah memikirkannya.
Yah di luar itu acara cukup sukses dengan banyaknya lampion yang berhasil dilepaskan. Harapan semoga tahun berikutnya bisa lebih teratur dan kondusif.
Komentar
Posting Komentar