Arghhhhh Stresssss.. gajian belum juga dapat hingga hari ini... membuat diriku emosi jiwa (lebay). Dan emosi ini semakin tidak terkendali melihat sebuah cerita kulinernya yang mendiskripsikan makanan yang dimakannya. Oke aku bukan ahli makanan, aku cuma tau makanan itu enak dan sangat enak just that, tapi apa makanan yang aslinya jauh lebih enak dari yang ada? belum tentu? why??
Simplenya gini, saat pertama kali kau makan itu lah kau saat pertama kali merasakan jenis makanan itu, dan selanjutnya? belum tentu lebih baik dari rasa pertama itu walau makanan itu aslinya dari sana.
Simplenya, pernah kah kau berkata "masakan ibu saya lebih enak", hal inilah yang menjadi landasan enaknya suatu masakan yang masuk ke mulutmu. Jika anda lebih sering disajikan masakan berbumbu anda kaan merasa tidak enak pada masakan tak berbumbu dan sebealiknya juga, kadang terlalu asin, manis dll. Maknya kadang disetiap RM atau Restoran menyesuaikan lidah Indonesia. Bagi maniak Kuliner ini berarti membunuh citra aslinya, namun tak jarang yang juga tertipu kalo itu rasa aslinya.
Misalnya jajanan pinggiran masuk restoran? tentu rasanya kadang berbeda. Jika di pinggiran bahan seadanya namun di restoran bahan berkualitas, perbedaan ini dapat mengubah rasanya juga.
saya punya contoh pengalaman pribadi
Saya pernah makan klapertart di jogja di restoran manado, saat itu pertama kali makan dan rasanya sungguh luar biasa. Kemudian saya di Samarinda mencoba mencari dan menemukan kalpertart namun rasanya kurang sesuai, namun kadang juga ada rasanya yang lebih enak (entah kenapa setiap beli kalpertart rasanya berbeda semua). Pernah teman saya dr bandung berkata kalpertart itu harus terasa margarinnya atau apa lupa, tapi apa betul itu kalpertart yang enak atau itu rasa yang pertama yang dia coba? soalnya saat saya dapat klapertart asli dr orang mandonya langsung (rumahan bukan dijual) rasanya berbeda dari kalpertart yang kumakan, dan aku tidak terlalu suka. Jadi kesimpulannya kuliner yang kurasa belum tentu sama dengan yang kau rasa
Nah yang saya bikin jengkel, adalah rasa sok tau akan kuliner itu.. oke kalo dia pernah mencoba yang rasa aslinya... seperti
Sushi, ada yang berkata shushi asli itu menggunakan beras ketan? Are u kidding? Beras ketan itu cuma alternatif di Indonesia yang kesulitan menemukan beras jepang, dan itupun tidak murni beras ketan saja namun dicampur beras biasa
Dorayaki, itu garing diluar lembut di dalam? Dorayaki itu seperti pancake bukan gorengan yang bisa garing disisi luar OMG
Ramen, ini ramen asli ga? apanya yang asli, ramen itu mie yang umum seperti mie yang sering kita konsumsi, cuma yang membedakan bumbu ramen pada kaldu dan topingnya. mau tau asli topingnnya menggunakan babinya, ckckck yang muslim apa mau coba yang asli? ga mungkin kan
Kimchi, bagi yang pernah makan kimchi dr korea asli pasti bakal merasa ini makanan super duper aneh rasanya, tapi banyak yang berkata aha cuma asam doank.....
Maaf contohnya lebih ke masakan jepang, karena saya cukup tertarik memakannya..
oke jika anda ingin menjadi sok ahli kuliner, pahamilah kuliner anda...
Maaf ini post sedikit emosi wkwkwkw :v
Simplenya gini, saat pertama kali kau makan itu lah kau saat pertama kali merasakan jenis makanan itu, dan selanjutnya? belum tentu lebih baik dari rasa pertama itu walau makanan itu aslinya dari sana.
Simplenya, pernah kah kau berkata "masakan ibu saya lebih enak", hal inilah yang menjadi landasan enaknya suatu masakan yang masuk ke mulutmu. Jika anda lebih sering disajikan masakan berbumbu anda kaan merasa tidak enak pada masakan tak berbumbu dan sebealiknya juga, kadang terlalu asin, manis dll. Maknya kadang disetiap RM atau Restoran menyesuaikan lidah Indonesia. Bagi maniak Kuliner ini berarti membunuh citra aslinya, namun tak jarang yang juga tertipu kalo itu rasa aslinya.
Misalnya jajanan pinggiran masuk restoran? tentu rasanya kadang berbeda. Jika di pinggiran bahan seadanya namun di restoran bahan berkualitas, perbedaan ini dapat mengubah rasanya juga.
saya punya contoh pengalaman pribadi
Saya pernah makan klapertart di jogja di restoran manado, saat itu pertama kali makan dan rasanya sungguh luar biasa. Kemudian saya di Samarinda mencoba mencari dan menemukan kalpertart namun rasanya kurang sesuai, namun kadang juga ada rasanya yang lebih enak (entah kenapa setiap beli kalpertart rasanya berbeda semua). Pernah teman saya dr bandung berkata kalpertart itu harus terasa margarinnya atau apa lupa, tapi apa betul itu kalpertart yang enak atau itu rasa yang pertama yang dia coba? soalnya saat saya dapat klapertart asli dr orang mandonya langsung (rumahan bukan dijual) rasanya berbeda dari kalpertart yang kumakan, dan aku tidak terlalu suka. Jadi kesimpulannya kuliner yang kurasa belum tentu sama dengan yang kau rasa
Nah yang saya bikin jengkel, adalah rasa sok tau akan kuliner itu.. oke kalo dia pernah mencoba yang rasa aslinya... seperti
Sushi, ada yang berkata shushi asli itu menggunakan beras ketan? Are u kidding? Beras ketan itu cuma alternatif di Indonesia yang kesulitan menemukan beras jepang, dan itupun tidak murni beras ketan saja namun dicampur beras biasa
Dorayaki, itu garing diluar lembut di dalam? Dorayaki itu seperti pancake bukan gorengan yang bisa garing disisi luar OMG
Ramen, ini ramen asli ga? apanya yang asli, ramen itu mie yang umum seperti mie yang sering kita konsumsi, cuma yang membedakan bumbu ramen pada kaldu dan topingnya. mau tau asli topingnnya menggunakan babinya, ckckck yang muslim apa mau coba yang asli? ga mungkin kan
Kimchi, bagi yang pernah makan kimchi dr korea asli pasti bakal merasa ini makanan super duper aneh rasanya, tapi banyak yang berkata aha cuma asam doank.....
Maaf contohnya lebih ke masakan jepang, karena saya cukup tertarik memakannya..
oke jika anda ingin menjadi sok ahli kuliner, pahamilah kuliner anda...
Maaf ini post sedikit emosi wkwkwkw :v
Komentar
Posting Komentar